Selama Zaman Karbon sampai Perm, terdapat subduksi di sebelah barat Sumatera yang menghasilkan batuan vulkanik dan piroklastik dengan komposisi berkisar antara dasit sampai andesit di daerah Dataran Tinggi Padang, Batang Sangir dan Jambi (Klompe et all., 1961; dalam Hutchison, 1973). Batuan intrusif yang bersifat granitik terbentuk di Semenanjung Malaysia, melewati Pulau Penang, dan diperkirakan menerus ke Kepulauan Riau.

ImageGambar Skema Paleo-tektonik Pulau Sumatra dan sekitarnya dari Karbon Akhir sampai Perm Awal

Selama Zaman Perm, tidak ada perubahan penyebaran keterdapatan batuan plutonik dan volkanik dari Karbon Akhir. Sistem busur-palung yang bekerja di Sumatra masih tidak mengalami perubahan (Gambar 1 dan 2). Batuan volkanik dan piroklasik berkomposisi andesitik sampai riolitik menyebar di bagian barat dari Sumatera Tengah. Dari Trias Akhir sampai Jura Awal, subduksi di Sumatra terus berlangsung dan menghasilkan kompleks ofiolit Aceh di bagian utara dan kompleks ofiolit  Gumai-Garba di selatan. Kedua ofiolit tersebut menurut Bemmelen (1949; dalam Hutchison, 1973) berumur Trias. Pada Jura Tengah sampai Kapur Tengah, terjadi pengangkatan di wilayah Semenanjung Malaysia, menyebabkan perubahan lingkungan sedimentasi pada daerah tersebut dari lingkungan laut menjadi lingkungan darat, ditandai dengan endapan tipe molasse dan sedimentasi fluviatil. Volkanisme di kawasan Sumatra dan sekitarnya kurang aktif pada selang waktu ini. Selama Jura dan Kapur, kawasan Sumatra dan sekitarnya terkratonisasi, dan sistem pensesaran strike slip  terbentuk (Tjia et. All, 1973; dalam Hutchison, 1973).

Image

Gambar Skema Paleo-tektonik Pulau Sumatra dan sekitarnya dari Perm ke Trias Awal

Pada Kapur Akhir, zona subduksi bergerak ke arah barat Sumatra, sepanjang pulau-pulau yang saat ini berada di barat Sumatra seperti Siberut. Ofiolit dari subduksi ini sendiri oleh Bemmelen (1949; dalam Hutchison, 1973) diperkirakan berumur Kapur Akhir sampai Tersier Awal. Di bagian utara Sumatra terdapat Intrusi Granitik Tersier sedangkan di selatan terdapat Adesit Tua dan Intrusi Granit Miosen Awal. Pola dari sistem palung busur di Sumatra pada saat itu digambarkan pertama kali oleh Katilli (1971; dalam Hutchison, 1973) seperti pada gambar 4. Subduksi yang berada di barat Sumatra menerus ke selatan Jawa Barat, lalu berbelok ke timur laut menuju arah Pegunungan Meratus di Kalimantan.

Image

Gambar  Skema Paleo-tektonik Pulau Sumatra dan sekitarnya dari Trias Akhir sampai Jura Awal

Image

Gambar Skema Paleo-tektonik Pulau Sumatra dan sekitarnya dari Kapur Akhir sampai Tersier Awal

Dari Tersier sampai sekarang, subduksi terus mundur ke arah barat melewati kepulauan yang terdapat di sebelah barat Sumatra dan menerus ke timur di selatan melewati Pulau Jawa (Gambar 5). Busur gunung api di sepanjang zona subduksi tersebut terdapat di Pegunungan Barisan di Sumatera dan menerus ke Pulau Jawa. Volkanisme basalt hadir di Sukadana, Sumatra Selatan dan diperkirakan berhubungan dengan pensesaran ekstensi dalam yang dihasilkan sebagai interaksi dari lempeng-lempeng Eurasia, Hindia-Australia, dan Pasifik.

Image

Gambar Skema Tektonik Pulau Sumatra dan sekitarnya saat ini

Sumber :

Hutchison, C. S. 1973. Tectonic Evolution of Sundaland: A Phanerozoic Synthesis.  Proceedings Regional Conference on the Geology of South East Asia, Geological Society of Malaysia. Vol. 6. Hal. 61-86.

Kuliah Geologi Indonesia

About adilfajar

Geologist

Leave a comment